“Pemanfaatan
Aliran Sungai untuk Usaha Budidaya Ikan Nila Gesit dalam Keramba Jaring Tancap
di Desa Semperiuk Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas”
B. Latar Belakang
Masalah
Kabupaten Sambas
adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Kalimantan Barat. Kabupaten
Sambas memiliki luas wilayah 6.395,70 km atau 639.570 ha (4,36% dari luas
wilayah Provinsi Kalimantan Barat), merupakan wilayah Kabupaten yang terletak
pada bagian pantai barat paling utara dari wilayah Provinsi Kalimantan Barat.
Di sektor perikanan, kabupaten ini menghasilkan berbagai komoditi perikanan
yang dapat dibudidayakan di tambak, sungai maupun di kolam. Dari ketiga jenis
perairan tersebut dapat dihasilkan suatu produksi perikanan yang memberikan
nilai tambah bagi pertumbuhan ekonomi nasional, yaitu peningkatan ekspor non
migas yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan pendapatan asli daerah
(PAD).
Usaha kearah
pembudidayaan ikan di perairan umum sangat diperlukan sebagai penyeimbang dan
membantu pemenuhan produksi ikan yang selama ini diperoleh dari hasil
penangkapan yang cenderung semakin menurun. Hal ini tidak diimbangi dengan
usaha budidaya dan penebaran ikan (restocking) yang akan mengakibatkan
terganggunya kelestarian sumber daya perairan. Seiring dengan berkembangnya
zaman dan meningkatnya pertambahan penduduk yang diiringi dengan semakin
meningkatnya kebutuhan protein hewani
oleh manusia setiap tahunnya, maka perlu adanya peningkatan produksi ikan
sebagai salah satu sumber pangan dan sumber protein. Peningkatan produksi
perikanan dapat dilakukan dengan kegiatan pembudidayaan ikan.
Perairan umum yang
bisa dimanfaatkan untuk budidaya perikanan dan belum diusahakan secara maksimal
oleh masyarakat salah satunya adalah sungai. Air sungai dipengaruhi oleh pasang
surut air laut dan curah hujan, sehingga perairan cenderung tawar dan payau.
Selain budidaya keramba apung atau dalam Keramba jaring Apung, budidaya
perikanan di sungai juga dapat dilakukan dengan keramba jaring tancap (KJT).
Kabupaten Sambas
memiliki 3 (tiga) Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan total hamparan 516.200 ha,
meliputi: DAS Paloh (64.375 ha), DAS Sambas (258.700 ha) dan DAS Sebangkau
(193.125 ha). Berdasarkan Data Statistik Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Sambas (2007), Disektor perikanan potensi keramba yang dapat di bangun pada
daerah aliran ini sekitar 3.872 unit atau dapat memproduksi 406,56 ton/tahun
sedangkan jumlah keramba yang ada ± 70 unit dengan jumlah produksi 15,80
ton/tahun atau 3,9% dari potensi produksi lestari. Potensi DAS yang baru dimanfaatkan
untuk budidaya ikan dikeramba hanya 1,9%, sehingga diperlukan suatu usaha agar
potensi lestari tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Komoditas yang
dapat dibudidayakan dalam keramba jaring tancap salah satunya Ikan
nila(oreochromis niloticus). Ikan ini merupakan spesies penting dalam perikanan
budi daya dan saat ini yang telah berkembang pesat. Selain sudah memasyarakat,
budidaya ikan nila relatif mudah. Salah satu jenis yang sukses dikembangkan
dalam berbagai prototipe adalah ikan nila Genetically Supermale Indonesian
Tilapia (Gesit) karena lebih cocok di kembangkan di seluruh wilayah Indonesia.
Ikan nila Gesit merupakan nila yang berasal dari perkawinan nila jantan super
YY dengan betina normal, ikan ini secara resmi diluncurkan Departemen Kelautan
dan Perikanan (DKP) pada 15 Desember 2006 di Wanayasa, Kab Purwakarta. Ikan
nila gesit yang dikembangkan, yakni jenis jantan karena lebih menguntungkan
secara ekonomis. Pertumbuhan ikan nila jantan 1,5 kali lebih cepat daripada
yang betina. Ikan nila merupakan salah satu komoditas andalan untuk memproduksi
ikan air tawar dalam bentuk segar maupun dalam bentuk olahan, berupa fillet
segar, fillet beku ataupun surimi yang memiliki potensi yang cukup besar di
pasar internasional terutama Amerika Serikat dan Jepang.
C. Perumusan
Masalah
Sungai merupakan
salah satu bagian dari siklus hidrologi yang mengalir menuju Samudera, sungai
terbentuk secara alami oleh poses alam. Air dalam sungai umumnya terkumpul dari
presipitasi, seperti hujan, embun, mata air dan di beberapa negara tertantu air
sungai juga berasal dari lelehan es. Kemanfaatan terbesar sebuah sungai adalah
untuk irigasi pertanian atau perkebunan, bahan baku air minum, sarana
transportasi, daerah penangkapan ikan, sebagai saluran pembuangan air dan
sangat potensial untuk objek wisata sungai. Selain itu sungai juga dapat
dijadikan sebagai lokasi untuk usaha budidaya perikanan.
Pemahaman akan
manfaat sungai untuk usaha budidaya ikan dalam keramba jaring tancap oleh
masyarakat sangat minim, sehingga diperlukan suatu upaya untuk menggerakkan
mereka dengan memberikan contoh bagaimana cara membudidayakan ikan dalam
keramba jaring tancap.
D. Tujuan
Kegiatan PKMK ini
bertujuan untuk memanfaatkan aliran sungai yang ada di Desa Semperiuk sebagai
usaha budidaya ikan nila gesit dalam keramba jaring tancap dan sebagai perintis
usaha budidaya ikan dalam keramba jaring tancap, sehingga dapat memotivasi
masyarakat untuk berwirausaha.
E. Luaran Yang
Diharapkan
Luaran yang
diharapkan dari program ini adalah memproduksi ikan nila hidup dan segar yang
siap dipasarkan kepada konsumen.
F. Kegunaan
Kegunaan yang akan
diperoleh dari kegiatan ini antara lain dapat menciptakan usaha lapangan
pekerjaan baru, menumbuh kembangkankan jiwa kewirausahaan bagi mahasiswa untuk memasuki dunia kerja,
sebagai pekerjaan tambahan yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan
dapat mengurangi jumlah pengganguran.
G. Gambaran Umum
Rencana Usaha
1. Keadaan Umum Desa
Desa Semperiuk
merupakan salah satu dari ratusan Desa yang ada di Kabupaten Sambas, terletak
di Kecamatan Jawai Selatan. Desa ini hanya dapat ditempuh melalui jalur darat
dengan menyeberangi sungai. Jarak dari Kota Sambas sekitar 2 jam dan 6 jam dari
Ibu Kota Provinsi Kalimantan Barat jika menggunakan kendaraan bermotor dan
memerlukan waktu setengah jam untuk menyebrangi sungai. Di sebelah Selatan Desa
Semperiuk berbatasan langsung dengan Sungai Sambas, sebelah Utara berbatasan
Desa Suah Api, sebelah Timur berbatasan Desa Sabaran dan di bagian Barat
berbatasan dengan Desa Sarilaba. Beberapa anak sungai yang ada di Semperiuk
bermuara di DAS Sambas.
Sungai
dimanfaatkan warga setempat untuk lahan penangkapan ikan, keperluan pengairan
sawah dan perkebunan serta sarana
transportasi air. Sedangkan untuk usaha budidaya sungai ini belum sama sekali
dimanfaatkan oleh masyarakat. Setiap musim kemarau anak sungai yang ada tidak
pernah mengalami kekeringan, karena sumber air dipengaruhi oleh pasang surut
air laut yang dibawa oleh induk sungai. Sebaliknya dimusim hujan, sungai ini
tidak pernah meluap karena pergerakan air yang cukup lancar. Salinitas di
Sungai ini tergantung pada musim, disaat curah hujan tinggi air cenderung tawar
sedangkan di musim kemarau air akan payau.
2. Potensi Yang di
Miliki
Tersedianya air
sepanjang tahun dan belum dimanfaatkannya sungai secara maksimal oleh masyarakat setempat, sehingga diperlukan
suatu usaha agar sungai dapat memberikan
kontribusi lebih. Pemeliharaan ikan atau dikenal dengan budidaya merupakan
suatu usaha yang menjanjikan untuk mengoptimalkan fungsi dari sungai yang ada.
Budidaya ikan di sungai dapat dilakukan dengan keramba jaring tancap. Budidaya
dengan keramba jaring tancap desainnya sangat sederhana, pengoperasiannya mudah dan dana yang diperlukan untuk membuat
keramba juga tidak terlalu besar. Sehingga setiap warga yang bermukim ditepian
sungai dapat melakukan usaha ini tanpa mengganggu pekerjaan utamanya.
Ikan air tawar
yang paling cocok dibudidayakan di sungai Semperiuk yang sumber airnya sangat
dipengaruhi oleh pasang surut air laut adalah jenis nila. Ikan nila merupakan
ikan yang mampu bertahan hidup pada berbagai kondisi lingkungan terutama
perubahan salinitas. Selain tahan terhadap kadar garam yang tinggi, pertumbuhan
ikan nila juga tergolong cepat karena respon terhadap pakan buatan dalam waktu
3-4 bulan sudah mencapai ukuran konsumsi.
3. Peluang Pasar
dan Analisa Biaya
Ikan nila
mempunyai nilai gizi yang tinggi terutama kandungan protein, rasanya yang gurih
dan nikmat sehingga banyak digemari setiap lapisan masyarakat. Ikan nila yang
akan diproduksi dapat dipasarkan langsung pada konsumen, rumah-rumah makan,
para pengumpul ikan. Tidak hanya dikonsumsi dalam bentuk ikan segar, ikan nila
juga dapat dibuat berbagai macam bentuk
olahan, berupa fillet segar, fillet beku ataupun surimi yang memiliki potensi
yang cukup besar di pasar internasional.
Suatu usaha akan
kehilangan daya tariknya bila usaha itu tidak menjanjikan keuntungan. Untuk
mengetahui seberapa besar keuntungan yang akan didapat dari usaha yang
dilakukan maka di perlukan analisa usaha. Analisa biaya dalam kegiatan usaha
budidaya ikan nila pada keramba jaring
tancap dengan ukuran 2×3 m, 1 unit keramba akan ditebar 1.000 benih ikan nila
dan akan dibangun 2 unit keramba. Maka berikut analisanya.
Ukuran panen ikan
nila rata-rata 300 gram selama masa pemeliharaan 3 bulan, dengan tingkat
kelangsungan hidup 80%. Maka jumlah produksi 2 x 1.250 ekor x 300 gram x 80% =
600.000 gram. Harga ikan nila di pasaran perkilogramnya Rp.20.000,-, maka
pendapatan kotor diperoleh 600 kg x Rp.20.000,- = Rp.12.000.000,-
a. Biaya Investasi
- 2 Unit Keramba
jaring tancap @ Rp. 750.000,-
= Rp.1.500.000,-
- Peralatan
= Rp. 600.000,- +
Jumlah Biaya
Investasi
= Rp.2.100.000,-
b. Biaya
operasional
- Penyusutan
Keramba 15% x Rp. 1.500.000,-
= Rp. 225.000,-
- Penyusutan
Peralatan 10% x Rp. 600.000,- = Rp. 60.000,-
- Obat-obatan dan
bahan kimia
= Rp. 500.000,-
- Benih ikan nila
2000 ekor x Rp.600,- = Rp.
1.200.000,-
- Pakan 300 kg x
Rp.8.000,-
= Rp. 2.400.000,- +
Jumlah Biaya
Operasional
= Rp. 4.385.000,-
c. Keuntungan
operasional
Pendapatan – Biaya
Operasional = Keuntungan operasional
Rp. 12.000.000,- –
Rp. 4.385.000,- = Rp. 7.615.000,-
d. Break Ovent
Point (BEP)
BEP Produksi = Biaya operasional : Harga jual/kg
Rp. 4.385.000,-
: Rp. 20.000,- / kg
= 219,25 kg
Artinya, titik
balik modal akan tercapai apabila jumlah produksi ikan nila sebesar 219,25 kg.
BEP Harga = Biaya Operasional : Total
Produksi
Rp. 4.385.000,-
: 600 kg
= Rp. 7.308,3,-/kg
Artinya, titik
balik modal akan tercapai apabila harga produksi ikan nila sebesar Rp. 7.308,3,-/kg.
e. Benefit Cost
Ratio (B/C)
B/C ratio =
Pendapatan : Biaya Operasional
Rp.12.000.000,- :
Rp. 4.385.000,-
= 2,74 %
Nilai B/C ratio
sebesar 2,74 menunjukkan bahwa usaha budidaya ikan nila sangat layak dilakukan.
Dari setiap Rp. 1,- akan diperoleh keuntungan Rp. 2,74,-.
f. Pengembalian
Modal
Pengembalian
Modal = Biaya Operasional : Keuntungan
Operasional
= Rp. 4.385.000,- : Rp. 7.615.000,- = 0,57
Artinya, modal
yang dikeluarkan pada usaha budidaya ikan nila ini dapat dikembalikan dalam waktu 0,57 kali periode.
H. Metode
Pelaksanaan
1. Tempat dan
Waktu Pelaksanaan
Usaha ini akan
dilakukan di Desa Semperiuk Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas,
Kalimantan Barat. Waktu pelaksanaan kegiatan dilakukan mulai bulan Februari
2010.
2. Bahan dan Alat
Bahan yang
digunakan dalam usaha ini antara lain, benih ikan nila gift ukuran 5 cm, pakan
ikan, obat-obatan. Sedangkan alat yang diperlukan adalah waring (jaring), kayu
cerocok, batu pemberat, ember, serokan, timbangan, kantong plastik, tali dan
paku
3. Pemilihan
Lokasi
Pemilihan lokasi
untuk usaha budidaya ikan perlu dipertimbangkan agar usaha yang dilakukan dapat
berjalan sesuai dengan harapan dan dapat berkesinambungan. Tidak semua sungai
dapat dijadikan tempat usaha budidaya dalam keramba jaring tancap. Aspek teknis
seperti kondisi perairan (sungai) dan kualitas air sangat berperan penting bagi
pertumbuhan ikan yang akan dipelihara. Selain aspek teknis, aspek sosial
ekonomi juga harus diperhatikan meliputi
prasarana jalan, keamanan, mudah mendapatkan tenaga kerja, dekat dengan daerah
pengembangan budidaya ikan dan pemasaran.
4. Pembuatan
Keramba Jaring Tancap
Setelah bahan dan
alat guna membuat keramba jaring tancap telah tersedia maka langkah yang
dilakukan adalah :
a.Buat kerangka
menurut ukuran yang dikehendaki, dalam hal ini panjang 3 meter, sedang lebar 2
meter. Kemudian kayu gelam (cerocok) ditancapkan kedalam lumpur untuk membuat
kerangka keramba. Empat tiang memanjang yang masing-masing merupakan tulang
tempat mengikat tiang-tiang melintang.
b.Kayu cerocok
diikat dengan tali tambang/rotan atau dipaku antara tiang yang telah
ditancapkan dengan tiang-tiang melintang kerangka yang bentuknya menyerupai
balok.
c Setelah kerangka
tiang terbentuk persegi panjang dengan ukuran 2×3 m, maka waring dipasang pada
kerangka yang diikat dengan tali tambang. Jaring yang digunakan ada 2 macam,
yaitu jaring dalam sebagai wadah budidaya dan jaring luar dengan ukuran mata
jaringnya agak besar yang berfungsi untuk pelindung jaringwadah budidaya atau pencegah serangan hama.
d Kemudian masukan
waring kedalam air hingga hampir menyetuh lumpur, titik atas waring jangan
sampai tenggelam pada saat pasang air tertinggi atau banjir. Dan ketika surut
terendah tinggi air dalam waring tidak kurang dari 50 cm.
5. Teknik Budidaya
Budidaya ikan di
keramba jaring tancap yang harus pertama kali diperhatikan adalah debit air dan
arus air pada sungai tersebut, pemilihan tempat untuk keramba jaring tancap
harus memilih tempat yang susah untuk mengalami kekeringan air. Peletakan
jaring tancap didaerah yang berarus kecil dan dalam dengan kedalaman ideal
untuk keramba jaring tancap adalah 60-70 cm. Apabila keramba jaring tancap
sudah dibuat maka dilakukan teknik budidaya yang meliputi :
a.Penebaran benih
ikan nila gift kedalam wadah budidaya. Penebaran benih ikan sebaiknya pada pagi
atau sore hari saat kondisi perairan tidak terlalu panas agar ikan tidak stres.
Sebelum ikan ditebarkan perlu dilakukan aklimatisasi atau penyesuaian kondisi lingkungan
sekitar. Caranya ialah ikan dalam
kantong plastik (wadah pengangkutan) dibiarkan terapung dalam perairan sekitar
2-4 menit, kemudian secara bertahap air perairan sedikit demi sedikit
dimasukkan kedalam wadah pengangkutan. Bila kondisi air dalam wadah
pengangkutan dengan air perairan sudah sesuai (sama), maka ikan-ikan yang ada
dalam wadah pengangkutan biasanya akan keluar dengan sendirinya.
b.Pemberian pakan.
Masa pemeliharaan ikan selama 3 bulan, pakan yang diberikan berupa pakan buatan
berupa pellet yang banyak tersedia di pasaran. Selain pakan berupa pellet,
pakan tambahan lainnya dapat juga diberikan seperti tanaman air dan
daun-daunan. Bulan pertama pemeliharaan, setiap hari pakan diberikan sebanyak
4% dari berat total ikan yang dipelihara. Bulan kedua jumlah pellet dikurangi
menjadi 3,5% dan bulan ketiga pemeliharaan maka setiap harinya pakan yang
diberikan adalah 3% dari berat total ikan. Agar jumlah pakan yang diberikan
dapat ditentukan maka setiap 7-10 hari sekali dilakukan sampling untuk
menentukan berat ikan. Pakan diberikan tiga kali sehari, yaitu pada pagi, siang
dan sore hari. Pemberian pakan dilakukan sedikit demi sedikit sesuai dengan
nafsu makan ikan.
c.Pengendalian
hama dan penyakit ikan. Selama pemeliharaan, kesehatan ikan selalu diamati agar
dapat melakukan penaggulangan sedini mungkin. Hama ikan dapat berupa hama
perusak, pesaing dan pemangsa yang dapat mengganggu pertumbuhan ikan sehingga
menurunkan jumlah produksi. Hama tersebut dapat dibasmi secara kimia
(menggunakan obat-obatan), biologi (menekan pertumbuhannya dengan memasukkan
hewan predator) maupun menangkap hama secara langsung. Apabila ditemui
tanda-tanda serangan penyakit, maka segera dilakukan diagnostik dan pengobatan
serta memisahkan atau membuang ikan yang terserang agar tidak menginfeksi ikan yang sehat. Kebersihan keramba harus
selalu tetap terjaga dan selalu melakukan pengontrolan terhadap jaring karena
dikhawatirkan ada yang bocor.
6. Pemanenan dan
Pemasaran
Pemenenan ikan
dilakukan apabila masa pemeliharaan sudah mencapai 3 bulan, dilakukan dengan
cara mempersempit ruang gerak ikan di dalam kantong keramba. Hal ini dilakukan
dengan cara salah satu sisi kantong jaring dengan sisi lainnya dirapatkan.
Dengan cara ini ikan-ikan yang akan ditangkap tergiring dan terkumpul di satu
tempat sehingga mudah dipanen. Ikan-ikan yang sudah terkumpul diambil
menggunakan serokan dan dimasukkan kedalam wadah. Ikan yang telah dipanen akan
dipasarkan dalam bentuk ikan hidup dan segar
ke rumah-rumah makan, pasar ikan tradisional, para pengumpul ikan dan
langsung kekonsumen.
I. Jadwal Kegiatan
No Uraian Kegiatan Bulan ke
1 2 3 4 5
1. Pembuatan proposal X
2. Persiapan peralatan dan bahan X
3. Pelaksanaan program
- Pembuatan keramba jaring tancap
- Penebaran benih ikan
- Pembesaran
- Pemenenan
- Pemasaran
X
X
X
X
X
X
X
4. Pengumpulan dan analisis data X X
5. Pembuatan draf laporan dan seminar
intern X X
6. Pembuatan laporan final X
7. Pengiriman laporan X
J. Rancangan biaya
a. Pembuatan 2
unit keramba jaring tancap
Rp.1.500.000,-
b. Peralatan
Budidaya
Rp. 600.000,-
c. Benih Ikan Nila
Gesit 2000 ekor @ Rp.600,- Rp.1.200.000,-
d. Pakan ikan 300
kg @ Rp.8000,-
Rp.2.400.000,-
e. Obat-obatan dan
bahan kimia
Rp. 500.000,-
f. Timbangan
Rp. 550.000,-
g.
Dokumentasi
Rp. 350.000,-
h. Biaya
Transportasi, konsumsi dan akomodasi Rp.1.600.000,-
i. Pembuatan Laporan dan penenelusuran data Rp 450.000,-
j. Fotocopy dan
ATK
Rp. 400.000,-
k. Lain-lain
Rp. 400.000,-
Jumlah
Rp.9.950.000,-
0 komentar:
Posting Komentar